Semua lampu, tanpa kecuali, mengeluarkan panas saat menyala, meskipun intensitasnya berbeda-beda tergantung jenis lampunya. Alasan utamanya karena energi listrik yang digunakan untuk menghasilkan cahaya tidak dikonversi 100% menjadi cahaya, melainkan ada sebagian yang terbuang sebagai panas. Berikut penjelasan lebih detail berdasarkan jenis lampu:

1. Lampu Pijar: Lampu pijar adalah yang paling boros dan paling banyak mengeluarkan panas. Ketika dialiri listrik, filamen tungsten di dalamnya memanas hingga sangat tinggi (sekitar 2.500 °C) dan mengeluarkan cahaya. Hampir 90% energi listrik terbuang menjadi panas, dan hanya sekitar 10% yang diubah menjadi cahaya.

2. Lampu Halogen: Lampu halogen lebih efisien daripada lampu pijar, namun tetap menghasilkan panas yang cukup. Mereka bekerja dengan prinsip serupa, namun dengan penambahan gas halogen ke dalam tabung kaca. Panas dari filamen membantu mengaktifkan reaksi kimia gas halogen yang membuat filamen bisa mencapai suhu lebih tinggi dan menghasilkan cahaya lebih putih. Sekitar 80% energi listrik terbuang menjadi panas, dan 20% menjadi cahaya.

3. Lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp): Lampu CFL lebih efisien dibandingkan lampu pijar dan halogen. Mereka mengandung gas argon dan merkuri bertekanan rendah yang dialiri listrik untuk memicu emisi radiasi ultraviolet. Sinar ultraviolet ini kemudian dieksitasi fosfor di dalam tabung, sehingga menghasilkan cahaya tampak. Lumens per watt (efisiensi cahaya) lebih tinggi dibandingkan lampu pijar dan halogen, namun tetap menghasilkan panas, meskipun tidak sebanyak. Sekitar 70% energi listrik diubah menjadi cahaya, dan 30% menjadi panas.

4. Lampu LED (Light Emitting Diode): Lampu LED adalah yang paling efisien dan mengeluarkan panas paling sedikit. Mereka bekerja dengan prinsip elektron yang bergerak melewati semikonduktor, melepaskan energi dalam bentuk foton (partikel cahaya). Teknologi LED sangat efisien sehingga hampir semua energi listrik diubah menjadi ringan, dan hanya sedikit yang terbuang menjadi panas. Sekitar 90% energi listrik diubah menjadi cahaya, dan 10% menjadi panas.

Jadi, meskipun intensitasnya berbeda, semua lampu mengeluarkan panas karena adanya energi yang terbuang selama proses konversi listrik menjadi cahaya. Lampu LED menawarkan solusi paling efisien dengan meminimalkan pembuangan energi sebagai panas.